uklfapetunpad.org mencari kepingan-kepingan kenangan perjalanan dari para anggota UKL FAPET UNPAD, yang saat ini jumlahnya sudah mencecah 255 orang. Kenangan yang dimaksud yaitu peristiwa yang dirasa paling berkesan selama menjadi anggota UKL. Berikut ini adalah kisah pertama yang sangat jorok, bau dan tidak layak dibaca menjelang makan pagi, siang, maupun malam. Kisah ini sudah mendapat edit seperlunya agar semakin menambah eneg perasaan para pembaca. Selamat menutup hidung!
Pesan moral dari kisah ini: Jangan sekali-kali meremehkan wajah polos seorang perempuan, karena dalam perjalanan gugunungan mereka dapat menjadi anggota tim perintis yang tangguh. Percayalah!
Pangalaman nu endah mah seu...eur, mulai ti ngadangu sora balad (maung) di Gunung Salak dalam rangka pengambilan nomor buat rombongan Inong, Heni Ndut... Juga banyak lagi kenangan lain-lain. Tapi yang kejadian yang satu ini kategorinya amat sangat berkesan... Temanya (maaf, red.) EE bareng di Gunung Gedogan, bareng crew seperjalanan: Jang Soni, Cep Indar, Jang Suhe & 'Cewex Polos' bernama.... Neng Jule anak Sastra Perancis (mudah-mudahan jang Soni emut nya!)
Waktu tepat kejadiannya saya lupa lagi, nu pasti pas dalam rangka pengambilan nomor UKL buat Ane (EMIR) & Soni. Route kami adalah Padalarang - Gn. Burangrang. Setelah menempuh trek, kami membuat camp di Gunung Gedogan. Sebenarnya kami berhenti dengan penuh perasaan kebelet EE yang ditahan lama, tapi berbenturan dengan rasa malu yaa bagaimana lagi... Terpaksa ditahan dulu.
Pagi setelah bangun, kami membuat sarapan dengan perasaan masing-masing pingin EE yg tertahan... Tiba-tiba tercium aroma yang sangat menusuk hidung... BAU TOKAI, Bro! Arah aroma berasal dari lembah dan cukup mengganggu nafsu makan!! (Whuekk..., red)
Setelah dicek, ternyata ada satu personel kami yang hilang dan mulai nampak mananjak mendekati camp kami dari arah lembah... Ternyata yang datang adalah Jule (dengan wajah polosnya). Ia baru saja sukses 'melahirkan', begitu pengakuannya setelah melalui proses tes verbal. Karena adanya tim perintis yang 'melahirkan' tersebut, maka selanjutnya kami satu persatu dengan sigap mengikuti jejak beliau... EE!
Terus terang, saumur hirup apruk-aprukan naik turun gunung can pernah 'melahirkan' di gunung, kecuali di Gunung Gedogan. Kayaknya masih ada tuh, bekas-bekas peninggalannya... da ngabatu!
Nuhun ah..... Wass.
EMIR (UKL-IX-HG-146)
Pesan moral dari kisah ini: Jangan sekali-kali meremehkan wajah polos seorang perempuan, karena dalam perjalanan gugunungan mereka dapat menjadi anggota tim perintis yang tangguh. Percayalah!
pengalaman yang membaukan..!!
ReplyDeleteMir, laen kali nge-camp teh atuh deukeut WC umum, pasti moal susah siga kitu!!
ReplyDelete