• FYI

    Belajar Dari 'Persaingan' Dua Pendaki Tua

    Sampai kapan Anda akan terus mendaki gunung? Pertanyaan tersebut mungkin mengundang beragam tanggapan, namun garis besar dari semua jawaban adalah: sampai kapan pun ketika keadaan masih memungkinkan. Dasar kesimpulannya yaitu keinginan untuk mencapai puncak yang sejatinya tak pernah mati di hati setiap pendaki gunung.

    Kakek Yuichiro Miura, pendaki dari Jepang, dan Kakek Min Bahadur Sherchan, pendaki dari Nepal, adalah dua nama yang terpatri dalam sejarah pendakian gunung tertinggi di dunia. ‘Persaingan’ dua orang tersebut, merupakan bukti nyata bahwa hal yang seolah tak mungkin dapat menjadi mungkin. Meski usia dan kondisi fisik sering menjadi alasan berhentinya aktivitas hiking dan climbing bagi banyak petualang, terutama ketika usia beranjak menua, namun bagi kedua pendaki tersebut tak ada kata menyerah untuk mencapai puncak keberhasilan.

    Kakek Miura, dikutip dari Daily Telegraph, mulai menorehkan prestasinya sebagai pendaki tertua yang mencapai puncak tertinggi di permukaan bumi, Mount Everest, pada tahun 2003, ketika usianya beranjak 70 tahun. Namun catatan tersebut kemudian dua kali pecah oleh sesama pendaki Jepang yang lebih tua usianya. Ia lalu memecahkan lagi rekor tersebut lima tahun kemudian, pada 26 Mei 2008, di usia 75 tahun 227 hari, menurut catatan Guiness Book of Record. Secara dramatis, rekor tersebut ternyata tidak berlaku lagi, karena sehari sebelumnya Kakek Sherchan mencapai puncak puncak pada usia 76 tahun 340 hari.

    Pada Mei 2013, ‘pertarungan’ berlangsung lagi. Kakek Miura berhasil mencapai puncak Everest pada usia 80 tahun. Keberhasilan tersebut menjadi catatan sejarah, sebagai orang tertua yang mencapai puncak tertinggi bumi, pada saat itu. Pencapaian tersebut hanya selang beberapa hari sebelum rivalnya, Kakek Sherchan, yang sudah berusia 81 tahun, juga akan melakukan hal yang sama.

    Apakah sebenarnya mereka benar-benar bersaing? Nampaknya ternyata tidak. Emili, putri Kakek Miura mengonfirmasi bahwa ayahnya ‘tidak perduli dengan persaingan’ dan melakukan pendakian ‘hanya untuk dirinya sendiri’. Kakek Miura sendiri lebih tertarik untuk mengekspresikan perasaannya dengan “This is the world's best feeling….” Ketika melakukan komunikasi sesaat telah mencapai puncak. Pada website ekspedisi tersebut, ia juga menyatakan, “Pendakian ini menguji batas akhir kemampuan saya. (Ekspedisi) ini adalah untuk menghormati Alam Raya”.

    Siapa Kakek Min Bahadur Sherchan, ‘pesaing’ Kakek Miura? Lelaki tersebut adalah mantan tentara Gurkha pada angkatan bersenjata Kerajaan Inggris, mulai menorehkan catatan pendakian dengan mencapai puncak Gunung Dhaulagiri, Nepal (26.790 kaki di atas permukaan laut) pada tahun 1980. Seumur hidupnya, Kakek Sherchan memang menjadi petualang, dan seolah tak lekang dibatasi usianya.

    Apa yang dapat kita pelajari dari mereka?

    No comments:

    Post a Comment

    Diklatsar

    Inspirasi

    Antara Kita