Dua hari terakhir ini grup whatsapp UKL diramaikan oleh antusiasme sahabat-sahabat yang berniat mewujudkan keinginan napak tilas pemanjatan Gunung Daya yang telah dilakukan akang-akang Tim UKL pada tahun 1988.
Pikiran saya langsung menerawang jauh ke belakang. Jujur, saya terkenang pada perasaan kesal dan marah saat itu, karena gagal ikut masuk ke dalam tim ini. Sebabnya, saya terjatuh ketika latihan di tebing 125.
Entah kenapa saat itu Allah menahan keinginan saya untuk menjadi bagian dari tim ekspedisi pemanjat-pemanjat gagah ini. Perasaan waswas seorang ibu memang dibisikkan kepada sahabat saya, bahwa beliau keberatan kalau saya berangkat. Tapi, sebenarnya ayah saya yang saat itu berada di Timor Timur men-support keinginan saya.
Ternyata, tim memutuskan untuk tidak menyertakan saya dalam ekspedisi. Dengan berat hati saya menerima keputusan tersebut. Saya merenung, mungkin Allah punya rencana lain atas kondisi ini. Wallahualam bisawab....
Tetapi, walaupun kecewa, saya tetap bersemangat dan bangga menjadi tim pendukung ekspedisi. Terlebih, sahabat saya Dani Suherlan menjadi bagian di dalam tim.
Seminggu setelah tim berangkat, Senat Mahasiswa membuat spanduk pemberitahuan untuk khalayak dan sebagai bentuk dukungan untuk tim ekspedisi. Saya masih ingat spanduk itu... terbentang kain putih bertuliskan “Sukses Tim Ekpedisi Gn Daya – UKL Fapet Unpad”. Dengan bangga saya pasang spanduk tersebut di gerbang Unpad.
Berminggu setelah spanduk tepampang, datanglah berita yang sangat mengejutkan. Salah satu anggota tim mengalami kecelakaan, terjatuh dari ketinggian tebing Gunung Daya. Saat itu belum diketahui kondisi korban dengan jelas. Baru keesokan harinya, datanglah berita yang benar-benar tidak mau saya dengar: kita telah kehilangan salah satu sahabat terbaik....
"Ya Allah, kuatkanlah mereka yang masih di sana... kuatkanlah kami sahabat-sahabat yang ditinggalkan...."
Masih terbayang canda gurau kami sembari berlari bersama, saat latihan fisik, waktu di kampus dan juga tentunya ketika berlatih keras di tebing Citatah. Tidak ada firasat bahwa kepergiannya secepat itu.
Selamat jalan, Sahabat....
(in memoriam Yanto Martogi Sitanggang)
Source: Eddie, Editor: yzk.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment