• FYI

    Press Release Tim Ekspedisi Gunung Daya UKL Tahun 1988


    Musibah meninggalnya Yanto Martogi, anggota Tim Ekspedisi Pemanjatan Gunung Daya Unit Kenal Lingkungan (UKL) Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran di Kalimantan Barat pada tahun 1988, sempat menimbulkan berbagai versi berita yang tidak valid. UKL FAPET UNPAD melakukan antisipasi dengan mengeluarkan press release. Berikut ini kutipan dari rilis tersebut, sebagaimana diambil dari arsip Maulana M. Joesoef.

    PRESS RELEASE

    Sahubungan dengan banyaknya berita-berita yang menceritakan tentang musibah yang menimpa anggota Tim Ekspedisi Pemanjatan Gunung Daya Kalbar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Yanto Martogi Sitanggang, maka kami merasa perlu mengeluarkan pernyataan mengenai kronologis kejadian sesungguhnya serta kronologis operasi yang telah dilaksanakan.

    Harapan kami, dengan informasi yang kami dapat langsung dari Ketua Tim Ekspedisi, Herry Hykmanto, dan Ketua Unit SAR, Harry Suliztiarto, pada tanggal 13 September 1988, barita-berita tentang kronologis kejadian dan operasi yang lain dapat memperhatikan Press Release ini.

    KRONOLOGIS KEJADIAN

    1. Pada hari Kamis, 8 September 1988, hari ke-17 pemanjatan, 4 orang anggota Tim (Tatang Sopandi, Ridwan Nouval, Maulana M.J., dan Yanto Martogi) akan meneruskan pemanjatan.
    2. Sekitar pukul 18.O0 WIB, diputuskan bahwa pemanjatan hari itu dianggap selesai dengan ketinggian 25 - 30 meter lagi mencapai puncak timur Gunung Daya yang secara keseluruhannya memiliki ketinggian sekitar 685 meter dari permukaan tanah atau sekitar 1.025 m dari permukaan laut.
    Keempat orang anggota Tim tersebut akan turun ke Teras I dengan ketinggian sekitar 515 meter.
    3. Dengan menggunakan 4 buah tali (Cermantle Rope) Maulana pertama kali turun dan sampai di Teras I. Setelah Maulana, Yanto akan menyusul dengan mengalungkan senter di lehernya karena hari sudah mulai gelap, setelah melakukan pangambilan dokumentasi.
    4. Pada tali keempat, Yanto bersiap-siap turun. Tiba-tiba Maulana mendengar suara benda jatuh dengan kilatan putih ke bawah kira-kira 15 m dari teras. Joni dan Agus yang berada di teras juga melihatnya.
    5. Kemudian mereka mencari-cari benda tersebut den manemuukan Yanto sedang mangerang. Posisi korban terlentang dengan salah satu kakinya tarlipat. Dari hidung keluar darah dan telinga mangeluarkan darah serta cairan bening.
    Ternyata benda tersebut adalah Yanto yang jatuh pada ketinggian 45 m dari teras (pada tali ke-empat), terus dan mental ke bawah 15 m lagi.
    6. Setelah menemukan korban. dilakukan hubungan dengan radio ke Base Camp dan cara penanganan gawat daruratnya untuk semantara ke dokter sekitar pukul 20.00 WIB.
    Kontak diadakan ke Lapangan Terbang Supadio. maminta bantuan helikopter untuk mengangkut korban. Berhubung hari sudah malam, diputuskan untuk mengangkut korban keesokan harinya.
    7. Sekitar pukul 20.00 WIB (setelah 4 jam korban jatuh dan mengerang), korban yang berada di pangkuan Maulana tidak mengeluarkan suara lagi. Diinformasikan ke Base Camp korban sedang tidur lelap. Tapi tanggal 9 September 1988 pukul 10.00 WIB korban dipastikan meninggal.

    Baca juga: KRONOLOGIS OPERASI (EVAKUASI)

    No comments:

    Post a Comment

    Diklatsar

    Inspirasi

    Antara Kita