• FYI

    Begini Rupanya, Cara Emir ‘Maung’ Mengusir Macan Kumbang!


    Insiden yang cukup menegangkan dan terus terkenang bagi rombongan UKL yang melakukan pendakian di Gunung Salak, Sukabumi, pada tahun 1994, adalah ketika terjadi ‘pertemuan’ dengan seekor macan kumbang. Syukurlah, peristiwa tersebut tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

    Edi Emir, Pendamping Tim, menuturkan kenangannya tentang pendakian Gunung Salak tersebut.

    “Uniknya Gunung Salak,” tuturnya, “walau pendakian dilakukan di musim kemarau, tapi kondisi trek lembab, basah dan becek. Jadi, banyak yang ‘tibelesek’ (terperosok dalam lumpur). Kalau diperhatikan, antara lingkungan shelter 1 dengan shelter lainnya juga mirip sekali, wajarlah kalau banyak pendaki yg sering kesasar.”

    Sepanjang kaki Gunung Salak dipenuhi dengan tanaman Kayu Putih. Emir merasa beruntung bisa mengenal tanaman tersebut dalam perjalanan.

    Tim UKL, yakni Aniek dkk., dinilainya termasuk pemberani atau nekat, karena tidak ada satu pun yang pernah mendaki Gunung Salak sebelumnya. Tim berhasil mencapai Puncak 1. Sedangkan Puncak Kedua, berdasarkan hasil rembugan, tidak jadi didaki karena kondisi sudah menjelang malam dan ada retakan/patahan yang dalam. Retakan pada jalan yang akan dilewati tersebut sampai terlihat jurang dan dinilai sangat membahayakan.

    Perjumpaan dengan macan kumbang pada saat pulang, diawali dengan kondisi Tim yang sudah cukup letih. Perjalanan dijalani dengan hening, tanpa sapa canda atau nyanyian seperti saat mulai mendaki.

    Pada saat itulah dari kejauhan mulai terdengar bunyi seperti suara knalpot motor, tapi lama kelamaan, setelah bertambah tambah dekat, menjadi mirip suara macan. Sekilas kelihatan sorot bola mata kehijauan.Saat itulah Emir bertambah yakin kalau suara tersebut adalah bunyi geraman macan kumbang.

    Emir spontan mengambil inisiatif untuk memberi komando untuk menghentikan langkah. Banyak anggota Tiim yang lalu bertanya, “aya naon, Kang?”

    “Saya gak kasih tau ada suara macan. Hanya langsung nyuruh rekan-rekan, terutama Ari, untuk nyanyi ‘sakahayang’ sekencang-kencangnya. Alhamdulillah, suara ‘grrrr’ lama kelamaan menjauh…,” tutur Emir.

    Belum diperoleh keterangan dari Ari tentang judul lagu yang dipilihnya pada saat aksi berani tersebut. Kuat dugaan yang bersangkutan masih memiliki memori khusus di malam yang istimewa tersebut.

    Punya kisah sendiri di petualangan di alam bebas? Kirim ke uklfapetunpad.org ya.

    No comments:

    Post a Comment

    Diklatsar

    Inspirasi

    Antara Kita