• FYI

    Penyusuran Pantai Ujung Genteng – Pantai Loji Tim PNRA HG UKL-XXVIII

    Susur pantai merupakan salah satu olah raga alam bebas yang memerlukan penerapan ilmu mountaineering di dalamnya. Pada ekspedisi kali ini, Tim PNRA divisi Hutan Gunung UKL-XXVII melakukan perjalanan berupa penyusuran pantai yang dimulai dari pantai Ujung Genteng dan berakhir di pantai Loji, Sukabumi, dengan jarak tempuh ±70 Km.

    Helmy Fachruddin (UKL-XXVIII-AM-009) serta Rizal Purwana (UKL-XXVIII-AM-005) menjadi tim inti pengambilan NRA dalam perjalanan ini, dan ditemani oleh Ikhwanussafa Sadidan dan Syahrul Romdhoni sebagai supervisor tim, juga Muhammad Alfin sebagai tim pendukung.

    Jalur Penyusuran Ujung Genteng – Loji

    Terdapat 7 check point disepanjang jalur penyusuran pantai Ujung Genteng – Pantai Loji, yaitu:

    Pantai Pangumbahan

    Titik check point pertama tepatnya berada di koordinat 7°20’00’’LS dan 106°23’54’’BT. Jarak dari Pantai Ujung Genteng menuju Pantai Pangumbahan adalah sekitar 7.6km. Sepanjang jalur ini terdapat banyak tempat penginapan dan terdapat tempat konservasi penyu hijau yang berjarak ± 500 m dari garis pantai.

    Pantai Ombak 7

    Jarak menuju Pantai Ombak 7 dari Pantai Pangumbahan 9,4 km, titik check point kedua tepatnya berada di koordinat 7°17’57’’LS dan 106°22’36’’BT, selanjutnya jalur yang dilalui berupa pasir sampai Pantai Ombak 7.

    Pantai Ombak 7 sendiri merupakan sebuah lokasi wisata yang cukup terkenal dengan ombaknya yang besar dan sering digunakan wisatawan lokal maupun asing untuk surfing. Hamparan pasir putih luas serta lautan biru menjadi daya tarik tersendiri. Namun akses jalan yang sulit menjadi penghambat para penikmat alam mendatangi tempat ini.

    Pulau Keris

    Titik check point selanjutnya adalah Pulau Keris, tepatnya berada pada titik koordinat 7°14’46’’LS dan 106°22’44’’BT.Jarak yang perlu di tempuh adalah sekitar 9,05 km dari Pantai Ombak 7. Berdasarkan info yang kami dapat pulau ini sebenarnya merupakan kumpulan dari karang dan batuan besar yang terlihat jelas dari pinggir pantai.

    Di perjalanan menuju Pulau Keris, Tim melewati sebuah lokasi yang warga setempat beri nama “Ujungan”. Lokasi ini berupa karang besar berbukit-bukit yang mengharuskan Tim untuk scrambling. Tetapi disamping kesulitan medan yang perlu dilewati, Ujungan menyuguhkan panorama yang elok dan masih belum banyak terjamah. Setelah melewati Ujungan, kemudian Tim terhenti beberapa saat di Tanjung Tanaya. Sebuah tanjung dengan karang dan batuan curam di sepanjang sisinya.

    Batu Nunggal

    Batu Nunggal merupakan titik check point yang ke empat, tepatnya pada titik 7°11’55’’LS dan 106°23’45’’BT. Untuk menuju tempat ini jarak yang harus di tempuh oleh tim dari kampung nelayan / Pulau Keris yaitu sekitar 9.1 km.

    Desa Cikadal di Teluk Ciletuh

    Titik check point selanjutnya adalah desa Cikadal, jaraknya sekitar 9.85 km dari check point sebelumnya, yaitu Batu Nunggal. Titik check point ini tepatnya terletak pada koordinat 7°11’27’’LS dan 106°27’17’’BT. Terdapat sebuah muara sungai yang cukup besar di Teluk Ciletuh, lebar sungai ini mencapai ± 70 meter.

    Cikadal di teluk Ciletuh, merupakan sebuah desa dengan banyak potensi wisata. Pada umumnya lokasi wisata di Ciletuh masih dalam pengembangan, dari beberapa objek wisata yang ada di Ciletuh yang terdiri dari 5 air terjun, panorama, pantai, batuan geologi tersebut terdapat beberapa lokasi yang masih sulit diakses untuk mencapainya ada yang melalui jalur darat yaitu memakai kendaraan dan ada yang melalui jalur laut yaitu memakai perahu

    Desa Cisaar

    Jarak yang harus ditempuh menuju Desa Cisaar adalah 14.5 km dari Teluk Ciletuh, titik check point selanjutnya berada pada koordinat 7°06’02’’LS dan 106°29’08’’BT.

    Pantai Loji

    Perjalanan dari Desa Cisaar menuju pantai Loji melewati jalur berpasir dan berbatu sepanjang jalur terdapat banyak rumah warga dan penginapan jarak yang ditempuh mencapai 9,5 km. Titik finish perjalanan ini tepatnya berada di koordinat 7°03’22’’LS dan 106°32’28’’BT. Pantai Loji, ditandai dengan adanya sebuah vihara bernama Nam Ha Kwan Se Im, lokasi ini menjadi titik terakhir penyusuran pantai.

    Ekspedisi kali ini terasa begitu berkesan, begitu banyak harta berharga yang didapat selama perjalanan ini berlangsung. Pengalaman, dinamika, kebersamaan, menjadi hal yang tak ternilai yang kami dapatkan. Melalui ekspedisi ini pula kami belajar saling menghargai, mencintai alam, serta semakin sadar akan kebesaran-Nya.

    Semoga apa yang telah tim dapat selama perjalanan menjadi suatu hal yang berguna untuk semua pihak yang terlibat, terutama untuk UKL FAPET UNPAD. Jaya UKL!

    1 comment:

    Diklatsar

    Inspirasi

    Antara Kita