• FYI

    Peternakan Domba Garut Bapak Ujang

    Pada hari Sabtu, 23 April 2016 dalam rangkain Latihan Pemantapan Sosial Pedesaan, kami dari anggota muda UKL XXIX berkunjung ke Bapak Ujang Timi. Bapak Ujang adalah seorang peternak domba tangkas Garut yang berusia 63 tahun bertempat tinggal di desa Cileles RW 07 RT 03. Beliau termasuk orang yang dituakan di desa Cileles, semua warga memanggilnya dengan sebutan ‘Ujang Balok’, munculnya panggilan tersebut karena dahulu beliau merupaka seorang pemain bola dan selalu melakukan sliding dengan bersih untuk merebut bola.

    Bapak Ujang sudah sangat lama beternak domba tangkas. Beliau memulai beternak domba tangkas karena meneruskan peternakan dari seseorang yang beliau panggil ‘abah’. Dahulu bapak Ujang memiliki 28 ekor domba tangkas, tetapi beliau menjual sebagian domba-dombanya dikarenakan beliau terlalu repot untuk mengurus banyak domba seorang diri. Hingga saat ini beliau hanya memiliki 8 ekor domba saja yaitu 7 domba jantan dan 1 domba betina. Beliau melakukan ternak domba ini tidak didsarkan untuk melakukan usaha melainkan untuk sekedar hobi saja. Namun pada saat-saat tertentu, beliau akan menjual dombanya dengan harga yang tidak terlalu tinggi. Domba tersebut dijual dikarenakan ada orang yang ingin membelinya dan menawarkan bapak Ujang untuk menjualnya.

    Hobi beliau terhadap domba sangatlah besar, walaupun keluarganya sudah meminta untuk menjual domba-dombanya tetapi beliau tidak mau melakukannya dan tetap mempertahankannya. Setiap ada lomba adu ketangkasan beliau selalu ikut serta berpartisipasi. Beliau juga aktif dalam keorganisasian komunitas pecinta domba di daerahnya, yaitu komunitas sekar wangi sebagai bendahara.

    Desa Cileles pernah mendapatkan bantuan dari dinas sebanyak 38 ekor daomba yaitu 32 betina dan 6 jantan yang diserahkan melalui bapak Ujang untuk dibagikan kepada warga desa. Tetapi warga desa menolak dan tidak ada yang mau memelihara. Hal tersebut dikarenakan pada saat itu sedang musim kemarau hingga sulit untuk mencari rumput. Namun warga desa Cilayung ingin memelihara domba tersebut dan meminta ke bapak Ujang untuk menyerahkannya ke desa Cilayung. Beliau pun menyetujui permintaan tersebut walaupun tanpa sepengetahuan dinas. Setelah diberikannya domba tersebut kepada warga desa Cilayung, tanpa diduga pihak dinas menghubungi bapak Ujang lalu menegur beliau dan menanyakan alasan mengapa bapak Ujang memberikan domba-domba tersebut kepada warga desa Cilayung. Kemudian beliau menjelaskannya, dinas pun menerima alasan tersebut.

    Beliau memiliki keluarga yang terdiri dari seorang istri dan 3 anaknya. Istri bapak Ujang yang sudah lama bekerja di kantin Fakultas Kedokteran. Anak pertamanya perempuan ynag bernama teh Ina sudah menikah dan melakukan usaha denga berjualan crepes di kantin FK, kemudian anak keduanya laki-laki sudah menikah yang tinggal di Cikijing. Anak ketiga beliau berusia 22 tahun, laki-laki yang sangat mahir dalam bermain bola. Beliau sengaja memfokuskan anak ketiganya itu untuk bergelut di dunia sepak bola hingga anaknya itu pernah mengikuti kejuaran di daerah-daerah. Beliau tidak pernah memaksakan anak-anaknya untuk mengikuti pekerjaan beliau sebagai peternak domba, walaupun beliau pernah menawarkannya tetapi mereka tidak ada yang mau dan memilih melakukan usaha sendiri.

    (UKL – XXIX – AM – 003 dan UKL – XXIX – AM – 001)

    No comments:

    Post a Comment

    Diklatsar

    Inspirasi

    Antara Kita